Bulan ramadhan adalah bulan yang
sangat sepesial dan dinanti oleh semua
umat muslim di dunia. Semua umat muslim di bulan ramadhan melaksanakan
ibadah puasa dan berusaha menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang berbeda
dengan bulan lainnya, baik dari kebiasaan makan maupun tidur dengan intensitas
yang berbeda. Walaupun demikian, tidaklah susah untuk dilaksanakan apabila kita
melaksanakannya dengan ikhlas. Karena bulan ramadhan adalah bulan mulia yang
didalamnya mengandung rahmat (sepertiga pertama), ampunan (sepertiga
kedua) dan keselamatan dari siksa neraka
(sepertiga ketiga). Begitu mulianya bulan ramadhan, dari golongan umat muslim
diseluruh dunia berusaha mendapatkan pahala yang berlipatganda. Disebutkan
dalam kitab Shalih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari sahabat Abu Hurairah
r.a bahwa Nabi saw. bersabda :
“Bila bulan Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, serta diikatlah setan-setan.”
Pintu neraka tertutup pada bulan
ramadhan dan setan tidak bisa menggoda manusia pada bulan ramadhan. Namun setan
sudah mempersiap 11 bulan sebelum bulan ramadhan untuk menggoda manusia.
Apabila manusia tidak bisa mengontrolnya dan menjadi terbiasa dengan godaan
setan tersebut maka pada bulan ramadhan manusia yang sudah terbiasa dengan
godaan setan tersebut masih tetap melakukan suatu aktifitas yang terlihat
seperti akibat godaan setan. Namun, di bulan ramadhan manusia diwajibkan untuk berpuasa, berpuasa dari
makanan, minuman dan syahwat. Dengan berpuasa dibulan ramadhan bisa untuk
melatih dan membiasakan diri untuk bisa menghindar dari godaan setan.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(al-Baqarah : 183).
Sebelum berpuasa disunahkan
dahulu untuk sahur terlebih dahulu yang dilaksanakan pada akhir malam sebelum
terbit fajar. Karena sahur merupakan suatu berkah, bisa untuk mengisi perut
seseorang dengan makanan dan minuman, sehingga bisa mempunyai energi tambahan dan
mengurangi rasa lapar dan tetap bisa beraktifitas seperti biasanya sampai waktu
berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda :
“Sahur itu seluruhnya berkah, karena itu janganlah kamu meninggalkannya
walaupun hanya dengan seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya memberi
shalawat kepada orang-orang yang makan pada waktu sahur.”
Selain itu sahur juga merupakan
yang membedakan puasa yang dilakukan oleh umat muslim dengan puasa yang
dilakukan oleh umat selain muslim. Bukan hanya umat muslim saja yang melakukan
puasa, tapi umat yang lain juga, namun dengan niat yang berbeda. Yang
terpenting sebagai umat muslim, niat melakukan puasa adalah untuk Allah SWT,
bukan untuk niat-niat lainnya.
Puasa bukanlah hanya sekedar
menahan haus dan lapar semata. Pada saat puasa juga harus menjaga perbuatan dan
hawa nafsu. Jika puasa yang dilakukan hanya sekedar menahan haus dan lapar
semata, maka yang di dapatkan dari ibadah puasanya juga hanyalah haus dan lapar
saja. Karena puasa itu bukanlah untuk kita, melainkan untuk Allah. Sedangkan
Amal itu untuk kita, untuk itu, pada saat bulan puasa lakukanlah amal ibadah
dan perbuatan baik sebanyak mungkin agar Allah memberikan balasan dari amal
ibadah dan perbuatan baik kita. Jadi tidak hanya mendapatkan haus dan lapar
saja.
“Allah telah berfirman : ‘Tiap-tiap amal anak Adam adalah untuk dirinya
sendiri kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan
memberi balasan kepadanya. Puasa itu perisai, karena itu apabila salah seorang
di antara kamu sedang berpuasa janganlah ia mengucapkan kata-kata yang buruk,
keji, dan membangkitkan syahwat, serta jangan pula ia membuat hiruk pikuk dan
hingar bingar. Apabila ia dimaki atau ditantang oleh seseorang hendaklah ia
berkata : ‘Aku berpuasa, aku ini berpuasa.’ Demi Allah yang diri Muhammad di
tangan-Nya, bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih baik dan lebih harum di
sisi Allah daripada bau kasturi semerbak. Orang berpuasa itu mempunyai dua
kesenangan : jika berbuka ia bergembira karena berbukanya, dan ketika bertemu
Rabb-nya ia bergembira karena puasanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Seseorang akan mendapatkan pahala
apabila melakukan amal ibadah dan perbuatan yang sesuai dengan perintah Allah. Apa
lagi pada saat bulan ramadhan, Allah melipatgandakan pahalanya. Itulah sebabnya
mengapa ada banyak umat muslim yang berusaha untuk memperbanyak amal ibadah dan
perbuatan baik di bulan puasa, karena puasa hanya untuk Allah.
“Semua amal anak Adam adalah untuknya. Setiap kebaikan akan
dilipatgandakan pahalanya sepuluh sampai tujuh ratus kali. Firman Allah : ‘Kecuali
puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan balasan
untuknya disebabkan ia telah meninggalkan syahwat dan makan minuman karena
Aku.’” (Imam Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar